Minggu, 09 November 2014

Penerapan Ergonomi dalam Tata Letak Fasilitas



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalamkaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Dengan adanya penerapan system ergonomi dalam bekerja tersebut diharapkan para pekerja  merasa aman dan nyaman  sehingga tidak mudah  membuat kesalahan dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini akan memberi kepuasan kerja kepada para pekerja dan pekerjaan yang dilakukannyapun akan  menjadi lebih efektif. Dengan alasan ini maka perlu  dirancang fasilitas yang ergonomi untuk dapat  mengurangi resiko terjadinya kesalahan pekerja saat  bekerja. 
Berkurangnya resiko terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh pekerja pada saat bekerja dapat  memberikan dampak dengan bertambah optimalnya  hasil kerja pekerja. Hasil kerja yang optimal ini  berupa peningkatan dan kualitas kerja yang diinginkan dapat tercapai tanpa ada pengerjaan ulang (rework).

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut :
·      Apa yang dimaksud penerapan ergonomi.
·      Bagaimana penerapan ergonomi yang baik pada tata letak fasilitas.
·      Apa akibat tidak menerapkan sistem ergonomi pada tata letak fasilitas.

C.     Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Ergonomi adalah untuk :
·      Mengetahui apa itu penerapan ergonomi.
·      Mengetahui bagaimana penerapan ergonomi yang baik pada tata letak fasilitas.
·      Mengetahui apa akibat dari tidak menerapkan sistem ergonomi pada tata letak fasilitas.

BAB II
ISI
A.    Penerapan Ergonomi
Penerapan ergonomi adalah menerapkan atau mengaplikasikan sistem ergonomi (perilaku kerja manusia yang benar) di lingkungan kerja. Ergonomi dapat diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja, antara lain dimulai posisi kerja, proses kerja, tata letak tempat kerja dan cara pengangkatan beban. Kegunaan dari penerapan ergonomi adalah untuk memperbaiki performasi kerja (menambah kecepatan kerja, keakuratan, keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan), mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan “human error”, dan memperbaiki kenyamanan manusia dalam kerja.
1. Posisi Kerja, terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. 
2.   Proses Kerja, Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
3.   Tata letak tempat kerja, Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban, Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. Maka pengangkatan bebanpun haruslah menggunakan metode dasar seperti posisi kaki yang benar, punggung kuat dan kekar, posisi lengan dekat dengan tubuh, mengangkat dengan benar dan menggunakan berat badan.

B.     Penerapan Ergonomi pada Tata Letak Fasilitas
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu guna menunjang kelancaran kerja. Tata letak fasilitas ini merupakan bagian dari perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur-unsur fisik yang dimaksud dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi tujuan misalnya saja total jarak.
Aturan atau logika pengaturan yang dimaksud yaitu dengan penerapan sistem ergonomi. Penerapan sistem ergonomi ini penting diterapkan karena ditujukan untuk lebih memanfaatkan area yang ada, mempermudah segala aktivitas disekitarnya, serta memberikan jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi pekerja, yang kemudian akan mempengaruhi hasil dari kinerja pekerja tersebut.
Maka tak heran bila disetiap perusahaan atau pabrik, merencanakan tata letak fasilitas bagi para pekerjanya. Namun tentu saja perencanaan desain tata letak ini harus mempertimbangkan beberapa hal untuk dapat mencapai:
·         Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
·         Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
·         Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
·         Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
·         Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah).
Semakin lama, desain tata letak perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini berarti tata letak haruslah mempertimbangakan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan, dan fleksibel. Misalnya mengenai penempatan mesin pada tempat yang terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor) atau pusat pelayanan, yaitu meja-meja atau rak-rak (dalam pengaturan rumah sakit atau department store) dan lainnya. Rak pajangan di toko harus dapat dipindahkan, meja kantor dan partisi yang modular, dan rak di gudang dibuat di pabrik (tinggal pasang). Agar dapat mengatasi perubahan model produk secara cepat dan mudah, dan masih dalam tingkat produksi yang memadai, manajer operasi harus memberikan fleksibilitas dalam desain tata letak. Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manajer melatih pekerja mereka untuk bisa merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja secara berdekatan, dan menggunakan peralatan yang kecil dan mudah dipindahkan.
Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di dalam dan antar-wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah dikembangkan. Di antara pendekatan tersebut, akan dibahas enam pendekatan tata letak:
·         Tata letak dengan posisi tetap - memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
·         Tata letak yang berorientasi pada proses - berhubungan dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job shop”, atau produksi terputus).
·         Tata letak kantor - menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.
·         Tata letak ritel - menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.
·         Tata letak gudang - melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan.
·         Tata letak yang berorientasi pada produk - mencari utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
Oleh karena hanya beberapa dari keenam golongan ini yang dapat dimodelkan secara matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masih merupakan sebuah seni. Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:
·         Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan digunakan para pekerjanya.
·         Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin dan peralatan diketahui. Manajemen juga harus mempertimbangkan kelonggaran yang diisyaratkan sebagai keamanan yang mengatasi beberapa masalah.
·         Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering membutuhkan keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi untuk memfasilitasi aliran udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi, dan sebagainya.
·         Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan dan harus dapat difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan keputusan tentang jarak, juga keputusan akankan dibuat kantor pada ruangan terbuka menggunakan pembatas setengah badan atau kantor yang memberi keleluasaan pribadi.

C.    Akibat Tidak Menerapkan Ergonomi pada Tata Letak Fasilitas
Penerapan ergonomi pada tata letak fasilitas tentu akan menimbulkan beberapa manfaat yang menunjang kepentingan pekerja maupun perusahaan atau pabrik tempat kerjanya. Begitu pula sebaliknya, sistem ergonomi yang tidak diterapkan akan menimbulkan beberapa akibat negatif, yang kemudiandapat menimbulkan penurunan produktivitas kerja. Akibat yang dimaksud yaitu seperti :
·         Kejenuhan pada pekerja
Kejenuhan termasuk kelelahan secara psikis. Kejenuhan pada pekerja ini dapat muncul karena kondisi ruang yang sama. Dimana seluruh fasilitasnya, seperti komputer, meja, lemari, atau lainnya berada diposisi yang sama. Hal ini akan memberikan kebosanan/kejenuhan tersendiri bagi pekerja yang berada diruangan tersebut. Padahal agar sel-sel otak bisa bekerja dengan giat, kitamembutuhkan ruang kerja yang nyaman, memiliki privasi, sekaligus inspiratif.
·         Kelelahan
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya pasti terjadi
kelelahan
, apa lagi didukung tata letak fasilitas kerja yang tidak menerapkan sistem ergonomi. Kelelahan yang dimaksud disini adalah kelelahan dari segi fisik.
·         Timbul penyakit akibat kerja
Para pekerja yang sudah merasakan kelelahan, namun tidak melakukan upaya untuk kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahannya itu, maka sudah dipastikan penyakit akibat kerjapun akan muncul. Contohnya seperti para pekerja yang terus-terusan berada di depan komputer, maka tidak menutup kemungkinan penglihatannya akan terganggu.
·         Kematian
Kematian merupakan dampak yang paling fatal, hal ini tentu bisa terjadi hanya karena tata letak yang salah di lingkungan kerja. Misalnya bila tata letak mesin pengepres tidak sesuai prosedur dan kaidah ergonomi, maka berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
·      Penerapan kaidah ergonomi pada lingkungan kerja sangat diperlukan, termasuk penerapan ergonomi pada tata letak dan fasilitas pendukung dalam sebuah perusahaan.
·      Penerapan ergonomi pada tata letak fasilitas menjadikan pekerja nyaman dalam bekerja, sehingga hasil kerjanya dapat maksimal dan gangguan kesehatan akibat kerja dapat diminimalisir
·      Bila suatu perusahaan tidak menerapkan kaidah ergonomi pada tata letak fasilitas perusahaan, maka berpotensi timbul gangguan-gangguan kerja seperti kelelahan, kejenuhan, penyakit akibat kerja, dan bahkan kematian.

B.     Saran
Sebaiknya penerapan kaidah-kaidah ergonomi pada perusahaan lebih diperhatikan agar gangguan kesehatan akibat kerja dapat diminimalisir. Selain itu, seharusnya penerapannya tidak hanya dalam lingkup perusahaan saja namun dalam kehidupan sehari-hari juga sangat diperlukan karena prinsip ergonomi menjadikan aktivitas manusia menjadi lebih mudah dan nyaman.

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar