Gesekan biasanya terjadi di antara dua
permukaan benda yang bersentuhan, baik terhadap udara, air atau benda
padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara, permukaan benda tersebut
akan bersentuhan dengan udara sehingga terjadi gesekan antara benda
tersebut dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di dalam air.
Gaya
gesekan juga selalu terjadi antara permukaan benda padat yang
bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang
sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis.
Ketika kita mencoba menggerakan sebuah benda, tonjolan-tonjolan
miskroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Sebagai tambahan, pada tingkat atom (ingat bahwa semua materi tersusun dari atom-atom),
sebuah tonjolan pada permukaan menyebabkan atom-atom sangat dekat
dengan permukaan lainnya, sehingga gaya-gaya listrik di antara atom
dapat membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu kecil di antara dua
permukaan benda yang bergerak. Ketika sebuah benda bergerak, misalnya
ketika kita mendorong sebuah buku pada permukaan meja, gerakan buku
tersebut mengalami hambatan dan akhirnya berhenti, karena terjadi
gesekan antara permukaan bawah buku dengan permukaan meja serta gesekan
antara permukaan buku dengan udara, di mana dalam skala miskropis, hal
ini terjadi akibat pembentukan dan pelepasan ikatan tersebut.
Jika
permukaan suatu benda bergeseran dengan permukaan benda lain,
masing-masing benda tersebut melakukan gaya gesekan antara satu dengan
yang lain. Gaya gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah
dengan arah gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak benda,
gesekan dapat menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini dapat kita amati
pada mesin kendaraan. Misalnya ketika kita memberikan minyak pelumas
pada mesin sepeda motor, sebenarnya kita ingin mengurangi gaya gesekan
yang terjadi di dalam mesin. Jika tidak diberi minyak pelumas maka
mesin kendaraan kita cepat rusak. Contoh ini merupakan salah satu
kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek.
Kita
dapat berjalan karena terdapat gaya gesek antara permukaan sandal atau
sepatu dengan permukaan tanah. Jika anda tidak biasa menggunakan alas
kaki
gaya gesek tersebut bekerja antara permukaan bawah kaki dengan
permukaan tanah atau lantai. Alas sepatu atau sandal biasanya kasar /
bergerigi alias tidak licin. Para pembuat sepatu dan sandal membuatnya
demikian karena mereka sudah mengetahui konsep gaya gesekan. Demikian
juga alas sepatu bola yang dipakai oleh pemain sepak bola, yang terdiri
dari tonjolan-tonjolan kecil. Apabila alas sepatu atau sandal sangat
licin, maka anda akan terpeleset ketika berjalan di atas lantai yang
licin atau gaya gesek yang bekerja sangat kecil sehingga akan
mempersulit gerakan anda. Ini merupakan contoh gaya gesek yang
menguntungkan.
Ketika sebuah benda berguling di atas suatu permukaan (misalnya roda kendaraan yang berputar atau bola yang berguling di tanah),
gaya gesekan tetap ada walaupun lebih kecil dibandingkan dengan ketika
benda tersebut meluncur di atas permukaan benda lain. Gaya gesekan
yang bekerja pada benda yang berguling di atas permukaan benda lainnya
dikenal dengan gaya gesekan rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang meluncur di atas permukaan benda lain (misalnya buku yang didorong di atas permukaan meja) disebut sebagai gaya gesekan translasi. Pada kesempatan ini kita hanya membahas gaya gesekan translasi, yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda padat yang meluncur di atas benda padat lainnya.
GAYA GESEKAN STATIK DAN KINETIK
Lakukanlah
percobaan berikut ini untuk menambah pemahaman anda. Letakanlah
sebuah balok pada permukaan meja. Ikatlah sebuah neraca pegas (alat untuk mengukur besar gaya)
pada sisi depan balok tersebut. Sekarang, tarik pegas perlahan-lahan
sambil mengamati perubahan skala pada neraca pegas. Tampak bahwa balok
tidak bergerak jika diberikan gaya yang kecil. Balok belum bergerak
karena gaya tarik yang kita berikan pada balok diimbangi oleh gaya
gesekan antara alas balok dengan permukaan meja. Ketika balok belum
bergerak, besarnya gaya gesekan sama dengan gaya tarik yang kita
berikan. Jika tarikan kita semakin kuat, terlihat bahwa pada suatu
harga tertentu balok mulai bergerak. Pada saat balok mulai bergerak,
gaya yang sama menghasilkan gaya dipercepat. Dengan memperkecil kembali
gaya tarik tersebut, kita dapat menjaga agar balok bergerak dengan
laju tetap; tanpa percepatan. Kita juga bisa mempercepat gerak balok
tersebut dengan menambah gaya tarik.
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik (lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai
bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan antara dua
permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil
agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah bergerak,
gaya gesekan masih bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan
tersebut. Gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk) (kinetik berasal dari bahasa yunani yang berarti “bergerak”).
Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan
bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa pada permukaan benda yang kering tanpa pelumas, besar
gaya gesekan sebanding dengan Gaya Normal.
KOOFISIEN GESEKAN STATIK DAN KINETIK
Perhatikan
bahwa hubungan antara gaya normal dan gaya gesekan pada persamaan di
atas hanya untuk besarnya saja. Arah kedua gaya tersebut selalu saling
tegak lurus satu dengan yang lain, sebagaimana diperlihatkan pada
gambar di bawah ini. Berikut ini keterangan untuk gambar di bawah : fk adalah gaya gesekan kinetik, fs adalah gaya gesekan statik, F adalah gaya tarik, N adalah gaya normal, w adalah gaya berat, m adalah massa, g adalah percepatan gravitasi.


Contoh Soal 1 :
Sebuah
buku berada dalam keadaam diam di atas meja yang permukaannya datar.
Koofisien gesekan statik adalah 0,4 dan koofisien gesekan kinetik
adalah 0,30. Jika massa buku tersebut adalah 1 kg, berapakah Gaya
minimum yang diberikan agar buku itu mulai bergerak ? anggap saja
percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2

Panduan Jawaban :
Terlebih dahulu kita hitung besar Gaya Normal (N).
N = w = m g = (1 kg) (10 m/s2) = 10 kg m/s2 = 10 N.
Setelah memperoleh besar Gaya Normal, selanjutnya kita hitung besar gaya gesek statis (fs).

Besar
gaya gesek statis adalah 4 N. Agar buku dapat bergerak, maka gaya
tarik minimum yang diberikan harus lebih besar dari 4 Newton (agar
benda mulai bergerak maka F > fs)
Contoh Soal 2 :
Sebuah
balok bermassa 10 kg diletakkan pada bidang miring sebagaimana tampak
pada gambar di bawah. Jika sudut yang dibentuk antara bidang miring
dengan permukaan lantai sebesar 30o dan koofisien gesekan
kinetik adalah 0,4, berapakah gaya gesekan kinetis yang bekerja pada
permukaan balok dan bidang miring ?

Panduan Jawaban

Referensi :
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar